Senin, 29 Februari 2016

sering DISINGGUNG SOAL Konsep MENIKAH Diwaktu KUMPUL KELUARGA Kamu NGGAK SENDIRIAN

cream pemutih wajah
Ketika LLebaran ada sekian tidak sedikit hal yang nggak kemungkinan dihindari, sejak mulai sejak dari makanan berlemak, kue-kue kering yang menggoda, minuman manis, obrolan seru bareng keluarga dan jumlahnya pertanyaan ‘kejutan’ yang rata-rata dilontarkan anggota keluarga lain.
Yang terakhir tadi, apakah seringkali kamu alami waktu acara kumpul keluarga di gelar,? Well, kamu nggak sendirian, kok!
Pertanyaan ‘kejutan’ tadi rata rata dilontarkan sesaat setelah kamu bertegur sapa atau bersalaman.
Yang melontarkan dapat siapa saja, mulai dari saudara tertua yang terbilang dekat atau malah jauh.
Ada beberapa pertanyaan yg(seolah) wajib dijawab mulai dari “Kapan menikah?,” buat yang tetap single, “Kapan kasih adik buat Si Kakak?,” bagi yang telah menikah, dan sebagainya.
Bagi beberapa orang, acara kumpul keluarga menjadi beban tersendiri dikarenakan harus mempersiapkan jawaban yang sesuai.
Pas dalam artian nggak memberikan celah untuk pertanyaan berikutnya sehingga obrolan sensitif tadi nggak memanjang.
Susan, seorang editor surat berita misalnya, dia mengaku selalu disinggung soal pernikahan.
Maklum dia dan Sang Si Sayang sudah empat th menjalin jalinan tapi belum siap melaju ke jenjang berikutnya.
“Paling risih jika disindir begini, ‘Nggak bosan pacaran?’ atau ‘Segeralah menikah sebab menikah itu ibadah’.
Duh, orang memang enteng kasih nasihat kenyataannya menjalani pernikahan itu, kan, nggak gampang,” ungkap Susan.
“Kalau memang lah belum siap kenapa harus dipaksa.
Toh, menikah untuk bahagia bukan sengsara,” tambahnya.
Beruntung Susan mengaku kalau beliau tipe orang yang gemar berdebat.
Jadi, jika memang ada yang menyinggungnya, ia nggak ragu untuk menimpali. “Yang menikah saja bakal bosan apalagi hanya pacaran, itu umumnya jadi jawaban andalan aku.
Atau aku rata-rata suruh dirinya tanya sama Tuhan kapan jadwal aku menikah. Ha ha ha,” celetuknya sambil tertawa.
selain Susan, Icha, satu orang promotion manager, juga tertimpa pertanyaan yang sama. Pertanyaan, ‘Jadi, kapan nih? Sudah lama kita nggak pakai seragam’ kebanyakan sering disinggung disaat kumpul keluarga.
Bedanya, dia miliki strategi sendiri buat menghindar. “Aku umumnya langsung pura-pura ambil barang di ruangan lain atau nggak menunjuk sepupu yang pula nasibnya sama (belum menikah). Ha ha ha.
Jadi, bukan aku saja yang kena ‘getahnya’,” seru Icha.
Sama halnya dengan Icha, Almira, jurnalis majalah, pun sering disinggung soal pasangan.
Bagi beberapa orang, acara kumpul keluarga menjadi beban tersendiri dikarenakan harus mempersiapkan jawaban yang tepat.
Pas dalam artian nggak memberikan celah untuk pertanyaan berikutnya sehingga obrolan sensitif tadi nggak memanjang.
Susan, satu orang editor surat informasi misalnya, dirinya mengaku selalu disinggung soal pernikahan.
Maklum dirinya dan Sang Pacar sudah empat tahun menjalin hubungan namun belum siap melaju ke jenjang berikutnya.
“Paling risih bila disindir begini, ‘Nggak bosan pacaran?’ atau ‘Segeralah menikah lantaran menikah itu ibadah’.
Duh, orang memang enteng kasih nasihat kenyataannya menjalani pernikahan itu, kan, nggak enteng,” ungkap Susan.
“Kalau memang belum siap kenapa harus dipaksa.
Toh, menikah untuk bahagia bukan sengsara,” tambahnya.
Beruntung Susan mengaku bila ia type orang yang senang berdebat.
Jadi, jika memang ada yang menyinggungnya, dia nggak ragu untuk menimpali. “Yang menikah saja bisa bosan apalagi hanya pacaran, itu umumnya jadi jawaban andalan aku.
Atau aku biasanya suruh ia tanya sama Tuhan kapan jadwal aku menikah. Ha ha ha,” celetuknya sambil tertawa.
Selain Susan, Icha, seseorang promotion manager, pula tertimpa pertanyaan yang sama. Pertanyaan, ‘Jadi, kapan nih? Sudah lama kita nggak pakai seragam’ kebanyakan sering disinggung disaat kumpul keluarga.
Bedanya, ia punyai strategi sendiri buat menghindar. “Aku rata rata cepat pura-pura ambil barang di area lain atau nggak menunjuk sepupu yang serta nasibnya sama (belum menikah). Ha ha ha.
Jadi, bukan aku saja yang kena ‘getahnya’,” seru Icha.
Sama halnya dgn Icha, Almira, jurnalis majalah, pun sering disinggung soal pasangan.
‘Pacarnya, mana?’ amat sangat tidak jarang jadi pembuka obrolan.
Seolah hanya pertanyaan tadi yang bisa mencairkan suasana.
Menurut Almira seandainya pertanyaan tadi dilontarkan oleh om atau tante, barangkali agung beliau mengalihkan topik atau tersenyum manis.
Namun, “Kalau ditanya sama eyang atau mbah, aku hanya sanggup mengangguk saja. Ha ha ha,” jelasnya.
Nyatanya, bukan hanya soal pernikahan atau pasangan yang tak jarang disinggung tapi soal pekerjaan serta, lho! Devi, pekerja kantoran, merasa paling bosan jika disinggung soal pekerjaan.
Pertanyaan standar yang biasa dikeluarkan yaitu ‘Kerja di mana disaat ini?’ atau ‘Kok, pindah kerja lagi?’.
Bisa Saja kamu pun tak jarang berada di situasi membosankan ini? Nah, Devi miliki jurus utk menjawab sekenanya cream pemutih wajah dan segera menyibukkan diri ke dapur.
Oh, ada satu pertanyaan lagi yang nggak bisa saja luput di telinga nih, yaitu soal penampilan.
Pernah mampu pertanyaan, “Wah, disaat ini bertambah gemuk, ya?”. Ade, editor sebuah tabloid, yang telah mengalami perubahan bentuk badan usai menikah tak jarang sekali kena pertanyaan mengganggu tadi.
Bagaimana nggak bikin jengkel, permasalahannya bagi perempuan bentuk tubuh jadi hal yang sensitif. Bukan begitu? Ade sendiri sudah mempersiapkan jawaban, “Nggak apa-apa gemuk yang penting bahagia!,” tuturnya.
Pertanyaan standar yang biasa dikeluarkan ialah ‘Kerja di mana kala ini?’ atau ‘Kok, pindah kerja lagi?’.
kemungkinan kamu pun sering berada di situasi membosankan ini? Nah, Devi punya jurus untuk menjawab sekenanya dan segera menyibukkan diri ke dapur.
Oh, ada satu pertanyaan lagi yang nggak mungkin luput di telinga nih, ialah soal penampilan.
Pernah sanggup pertanyaan, “Wah, sekarang ini bertambah gemuk, ya?”. Ade, editor satu buah tabloid, yang telah mengalami perubahan bentuk badan usai menikah sering sekali kena pertanyaan mengganggu tadi.
Macam Mana nggak bikin jengkel, permasalahannya bagi perempuan bentuk tubuh jadi perihal yang sensitif. Bukan begitu? Ade sendiri sudah mempersiapkan jawaban, “Nggak apa-apa gemuk yang mutlak bahagia!,” tuturnya.
Jika Ade terdengar sedikit kesal disindir soal penampakan tubuh, Puput, satu orang art director, justru tenang saja menanggapi.
“Yang paling standar jawab, ‘Kemarin sudah sempat turun tetapi naik lagi’,” ungkapnya. Menurut Puput momen Lebaran nggak selayaknya jadi beban.
“Jangan jadikan pertanyaan-pertanyaan tadi itu mengganggu jalannya silaturahim.
Seandainya silaturahmi berlangsung baik, Insya Allah hal-hal baik mampu juga datang di hidup kita,” tambahnya bersama nada bijak.
Yup, Kami setuju dengan opini Puput.
Apapun pertanyaan yang sampai di telinga kamu nanti, jangan merusak esensi bersilaturahim ketika Lebaran, adalah menjaga jalinan baik bersama kerabat.
Selamat berkumpul keluarga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar